Akibat Memakan Harta Riba
Posted, 5/2/2017
Contoh Khutbah Terbaru Bulan Zulqaidah_Selamat datang, semoga kita semua dalam
lindungan Allah SWT untuk menyampaikan
tausiah atau nasehat kepada saudara seiman. Bagi para khatib yang membutuhkan konsep khutbah terbaru, singkat dan
lugas maka di blog ini kami sediakan sesuai dengan situasi dan
kondisi di masyarakat. Salah satunya yaitu "Akibat memakan harta riba "
Lihat juga koleksi yang lain...
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا
بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Kaum muslimin seiman dan seaqidah
Pada kesempatan yang barokah ini, marilah kita selalu bersyukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karuniaNya sampai saat ini sehingga kita tetap bertahan menjaga keimanan sebagai tingkat nikmat yang paling tinggi. Dengan demikian, kita bisa melaksakan ibadah sholat jum’at secara berjama’ah di masjid kita ini. Selanjutnya, shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai ujung tombak pembawa pelita kehidupan ummat manusia, sehingga kita bisa mengenyam manisnya iman dan islam. Semoga kita mendapat syafaat beliau nanti, aaamiiin ya mujibassailin.
Pada kesempatan yang barokah ini, tema khutbah kita kali
ini yaitu Akibat Memakan Harta Riba
Kaum muslimin seiman dan seaqidah
Tepatnya ketika Allah Subhannahu wa Ta'ala memberikan mukjizat kepada hamba dan kekasihNya, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berupa Isra’ Mi’raj, pada saat itu pula Allah Ta'ala perlihatkan berbagai kejadian kepada beliau yang kelak akan memimpin jaga raya ini. Di antaranya Rasulullah melihat adanya beberapa orang yang tengah disiksa di Neraka, perut mereka besar bagaikan rumah yang sebelumnya tidak pernah disaksikan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Kemudian Allah Ta’ala tempatkan orang-orang tersebut di sebuah jalan yang tengah dilalui kaumnya Fir’aun yang mereka adalah golongan paling berat menerima siksa dan adzab Allah di hari Kiamat. Para pengikut Fir’aun ini melintasi orang-orang yang sedang disiksa api dalam Neraka tadi. Melintas bagaikan kumpulan onta yang sangat kehausan, menginjak orang-orang tersebut yang tidak mampu bergerak dan pindah dari tempatnya disebabkan perutnya yang sangat besar seperti rumah. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada malaikat Jibril yang menyertainya, “Wahai Jibril, siapakah orang-orang yang diinjak-injak tadi?” Jibril menjawab, “Mereka itulah orang-orang yang makan harta riba.” (lihat Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2/252).
Dalam
syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta pokok tanpa adanya
transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya itu bertambah dan berkembang
dengan sistem riba. Maka setiap pinjaman yang diganti atau dibayar dengan nilai
yang harganya lebih besar, atau dengan barang yang dipinjamkannya itu
menjadikan keuntungan seseorang bertambah dan terus mengalir, maka perbuatan
ini adalah riba yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala dan
RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam, dan telah menjadi ijma’ kaum muslimin atas
keharamannya.Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:“Allah menghilangkan berkah
riba dan menyuburkan shadaqah, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap
dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa”. (QS. Al-Baqarah: 270).
Barang-barang
haram yang tiada terhitung banyaknya sampai menyusahkan dan memberatkan mereka
ketika harus cepat-cepat berjalan pada hari Pembalasan. Setiap kali akan
bangkit berdiri, mereka jatuh kembali, padahal mereka ingin berjalan
bergegas-gegas bersama kumpulan manusia lainnya namun tiada sanggup
melakukannya akibat maksiat dan perbuatan dosa yang mereka pikul. Maha Besar Allah
yang telah berfirman: (Lihat
(QS. Al-Baqarah: 275).
“Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri kecuali seperti
berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat):
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba”. (QS. Al-Baqarah: 275).
Dalam
menafsirkan ayat ini, sahabat Ibnu “Abbas Radhiallaahu anhu berkata: “Orang
yang memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi
tercekik”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/40).
Imam Qatadah juga berkata: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta riba akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila sebagai tanda bagi mereka agar diketahui para penghuni padang mahsyar lainnya kalau orang itu adalah orang yang makan harta riba.” (Lihat Al-Kaba’ir, Imam Adz-Dzahabi, hal. 53).
Dalam Shahih Al-Bukhari
dikisahkan, bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi didatangi
dua orang laki-laki yang membawanya pergi sampai menjumpai sebuah sungai penuh
darah yang di dalamnya ada seorang laki-laki dan di pinggir sungai tersebut ada
seseorang yang di tangannya banyak bebatuan sambil menghadap ke pada orang yang
berada di dalam sungai tadi. Apabila orang yang berada di dalam sungai hendak
keluar, maka mulutnya diisi batu oleh orang tersebut sehingga menjadikan dia
kembali ke tempatnya semula di dalam sungai. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam bertanya kepada dua orang yang membawanya pergi, maka dikatakan
kepada beliau: “Orang yang engkau saksikan di dalam sungai tadi adalah orang
yang memakan harta riba.” (Fathul Bari, 3/321-322).
Kaum muslimin sidang Jum’at
yang berbahagia… inilah siksa yang Allah berikan kepada orang-orang yang suka
makan riba, bahkan dalam riwayat yang shahih, sahabat Jabir Radhiallaahu anhu
mengatakan:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ آكِلَ الرِّبَا وَمُوْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ
وَشَاهِدَيْهِ، وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ.
Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya
dan kedua orang yang memberikan persaksian, dan beliau bersabda: “Mereka itu
sama”. (HR. Muslim, no. 1598).
Semaraknya praktek riba selama
ini tidak lepas dari propaganda musuh-musuh Islam yang menjadikan umat Islam
lebih senang untuk menyimpan uangnya di bank-bank, lebih-lebih dengan
semaraknya kasus-kasus pencurian dan perampokan serta berbagai adegan kekerasan
yang semakin merajalela. Bahkan sistem simpan pinjam dengan bunga pun sudah
dianggap biasa dan menjadi satu hal yang mustahil bila harus dilepaskan dari
perbankan. Umat
tidak lagi memperhatikan mana yang halal dan mana yang haram. Riba dianggap
sama dengan jual beli yang diperbolehkan menurut syari’at Islam. Kini kita
saksikan, gara-gara bunga berapa banyak orang yang semula hidup bahagia pada
akhirnya menderita tercekik dengan bunga yang ada. Musibah dan bencana telah
meresahkan masyarakat, karena Allah yang menurunkan hukumNya atas manusia telah
mengizinkan malapetaka atas suatu kaum jika kemaksiatan dan kedurhakaan telah
merejalela di dalamnya.
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Ya’la dan isnadnya jayyid, bahwasannya
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا ظَهَرَ فِيْ قَوْمٍ الزِّنَى وَالرِّبَا إِلاَّ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ
عِقَابَ اللهِ.
“Tidaklah
perbuatan zina dan riba itu nampak pada suatu kaum, kecuali telah mereka
halalkan sendiri siksa Allah atas diri mereka.” (Lihat Majma’Az-Zawaid, Imam
Al-Haitsami, 4/131).
Dan dari
bencana yang ditimbulkan karena memakan riba tidak saja hanya sampai di sini,
bahkan telah menjadikan hubungan seorang hamba dengan Rabbnya semakin dangkal
yang tidak lain dikarenakan perutnya yang telah dipadati benda-benda haram.
Sehingga nasi yang dimakannya menjadi haram, pakaian yang dikenakannya menjadi haram,
motor yang dikendarainya pun haram, dan barang-barang perkakas di rumahnya pun
menjadi haram, bahkan ASI yang diminum oleh si kecil pun menjadi haram. Kalau
sudah seperti ini, bagaimana mungkin do’a yang dipanjatkan kepada Allah akan
dikabulkan jika seluruh harta dan makanan yang ada dirumahnya ternyata
bersumber dari hasil praktek riba.
Sebenarnya
praktek riba pada awal mulanya adalah perilaku dan tabi’at orang-orang Yahudi
dalam mencari nafkah dan mata pencaharian hidup mereka. Dengan sekuat tenaga
mereka berusaha untuk menularkan penyakit ini ke dalam tubuh umat Islam melalui
bank-bank yang telah banyak tersebar. Mereka jadikan umat ini khawatir untuk
menyimpan uang di rumahnya sendiri seiring disajikannya adegan-adegan kekerasan
yang menakutkan masyarakat lewat jalur televisi dan media-media massa lainnya,
sehingga umatpun bergegas mendepositokan uangnya di bank-bank milik mereka yang
mengakibatkan keuntungan yang besar lagi berlipat ganda bagi mereka, menghimpun
dana demi melancarkan rencana-rencana jahat zionis dan acara-acara kristiani
lainnya. Mereka banyak membantai umat Islam, namun diam-diam tanpa disadari di
antara kita telah ada yang membantu mereka membantai saudara-saudara kita
semuslim dengan mendepositokan uang kita di bank-bank mereka. Dalam firmanNya
Allah Subhannahu wa Ta'ala menegaskan: “Dan disebabkan mereka (orang-orang
Yahudi) memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya,
dan karena mereka memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih”. (QS.
An-Nisa’: 161).
Lalu
pantaskah bila umat Islam mengikuti pola hidup suatu kaum yang Allah pernah
mengutuknya menjadi kera dan babi, sedangkan Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab (Yahudi dan Nashrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab (Yahudi dan Nashrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
Semoga
Allah senantiasa menunjukkan kita kepada jalanNya yang lurus, yang telah
ditempuh oleh para pendahulu kita dari generasi salafush-shalih.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا
بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ
وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ
تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ
رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّار
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Terimakasih atas kunjungannya
Semoga bermamfaat…
Don’t forget to share it..!
No comments:
Post a Comment